Makalah Tentang Macam-macam Klien dalam Asuhan Kebidanan.



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
       Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Macam-Macam Klien dalam Asuhan Kebidanan”
            Makalah ini disusun dalam rangka perkuliahan “Komunikasi dalam Praktik Kebidanan” PSKb 1 Reg A4.
            Dalam penyusunan makalah ini telah banyak bantuan khususnya materi dari dosen mata kuliah komunikasi dalam praktik kebidanan. Penulis memberikan ucapan terima kasih kepada ibu Rika Oktapianti, SST, M.Kes.
            Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus di perbaiki untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca.
           Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb


Palembang,  Oktober  2014



                                                                                                                          Penyusun
                                                           







DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................... 1        
Daftar Isi ...................................................................................................................  2
1.  Pendahuluan
1.1  Latar Belakang.............................................................................................. 3
1.2  Rumusan Masalah......................................................................................... 3
1.3  Tujuan Masalah............................................................................................. 3
2.  Pembahasan
2.1 Komunikasi pada bayi dan balita .................................................................. 5
2.2  Komunikasi pada remaja............................................................................... 6
2.3  Komunikasi pada calon orang tua................................................................. 6
2.4  Komunikasi pada ibu hamil.......................................................................... 7
2.5  Komunikasi pada ibu bersalin....................................................................... 7
2.6  Komunikasi pada ibu nifas........................................................................... 8
2.7  Komunikasi pada ibu menyusui.................................................................... 8
2.8  Komunikasi padaakseptor KB...................................................................... 8
2.9  Komunikasi padamasa klimaterium dan menopause.................................... 9
2.10  Komunikasi pada wanita dengan gangguan reproduksi............................. 9
2.3  Penutup
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 10
3.2 Saran.............................................................................................................. 10
Daftar Pustaka








1.         PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh kehidupannya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi, maupun masyarakat yang dalam kehidupan sehari – hari tidak lepas dari kegiatan interaksi, membangun relasi, dan transaksi sosial dengan orang lain. Manusia tidak dapat menghindari komunikasi antar personal, komunikasi  dalam kelompok, komunikasi dalam organisasi dan publik, komunikasi massa.
Oleh karena itu, komunikasi sangat diperlukan dalam asuhan kebidanan guna memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu.  Sehingga dapat menimbulkan interaksi antarpribadi yaitu antara bidan dengan klien juga keluarga klien untuk penyampaian informasi yang diperlukan dengan jelas. Dan pada akhirnya, kegiatan komunikasi selalu mendasari suatu kegiatan termasuk pelayanan kebidanan. Selain dengan komunikasi, bidan dituntut untuk mengetahui pengaruh berbagai fase kehidupan ini pada cara seseorang memandang masalah dan kesulitannya. Sehingga bidan harus memahami macam – macam klien dalam asuhannya.

1.2  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada bayi dan balita?
2.    Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada remaja?
3.    Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada calon orang tua?
4.    Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu hamil?
5.    Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu bersalin?
6.    Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu nifas?
7.    Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu menyusui?
8.    Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu akseptor KB?
9.    Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada masa masa klimaterium dan menopause?
10. Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada wanita dengan gangguan reproduksi?

1.3  Tujuan Masalah
1.      Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada bayi dan balita
2.      Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada remaja?
3.      Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada calon orang tua?
4.      Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu hamil?
5.      Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu bersalin?
6.     Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu nifas?
7.     Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu menyusui?
8.      Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu akseptor KB?
9.      Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada masa masa klimaterium dan menopause?
1.    Menjelaskan komunikasi kebidanan yang diakukan pada wanita dengan gangguan reproduksi?



2.         PEMBAHASAN
2.1              Komunikasi pada bayi dan balita
Klien bayi dan balita mendapat konsultasi yang dimulai sejak bayi lahir. Bayi dan balita termasuk salah satu klien dalam asuhan kebidanan karena mereka membutuhkan asuhan kebidanan. Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi terbagi dalam 5 tahap, yaitu :  
1.    Fase Prelinguistic
Suara pertama kali yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangisan. Hal tersebut sebagai reaksi perubahan tekanan udara dan suhu luar uterin. Kebutuhan dikomunikasikan lewat tangis sampai usia satu tahun, pada saat usia anak dua sampai tiga minggu seharusnya orang tua sudah dapat membedakan tangis bayi. Biasanya bayi menangis karena lapar, pantat basah, kesakitan atau minta perhatian. Untuk dapat membedakan kita harus mengenali tangisan bayi:
a)      Tangis lapar biasanya bayi menangis dengan suara mendatar dan meningkat sesuai kebutuhan.
b)      Tangis kesakitan, bayi mengeluarkan teriakan yang mendadak karena bayi terkejut.
c)       Tangis tidak nyaman atau minta perhatian bayi akan menangis yang berlangsung terus menerus.
2.      Kata Pertama
Bayi merespon terhadap kata-kata familer. Fase ini usia dimulai 4-5 bulan.
3.      Kalimat Pertama
Periode ini dikenal sebagai permulaan berbicara komplit. Usia 2 tahun sudah mulai menyusun kata-kata.
4.      Kemampuan Bicara Egosentris dan memasyarakat
 kemampuan berbicara egosentris meliputi : (a) Repetitif (pengulangan); (b) Monolog (berbicara satu arah); (c) Monolog kolektif. MenurutLev Vygotsky, bicara egosentris merupakan petunjuk dan bantuan bagi anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.
5.      Perkembangan Semantik
Semantik adalah pengetahuan yang mempelajari arti kata pada bahasa yang diajarkan. Fase ini mulai memahami arti konkrit dan jenis kata konkrit dan mulai mengetahui kata abstrak.
Proses komunikasi mengikuti perkembangan psikologis anak.
Dalam hal ini, kontak kasih sayang orang tua dan anak, dapat memperkuat kepribadian anak. Bidan dapat memberikan dorongan, bantuan kepada  ibu serta pihak lain dalam memberi dukungan rangsangan aktif dalam bahasa dan emosi.
Prinsip komunikasi efektif pada anak meliputi : (1) kesabaran mendengar; (2) bermain peran sebagai guru, ayah-ibu dan sebagainya yang dapat mengekspresikan kemampuan anak dalam pikiran, emosi, perasaan dan keinginan mereka secara bebas.
2.2  Komunikasi Remaja
Tujuan komunikasi pada remaja adalah memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi. Bidan perlu menjalin hubungan komunikasi terbuka, mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh remaja. permasalahan yang dapat diselesaikan dalam bentuk komunikasi terapeutik pada remaja misalnya; perubahan fisik/ biologi sesuai usia, perubahan emosi dan perilaku remaja, kehamilan pada remaja, narkotika, kenakalan remaja dan hambatan dalam belajar.
Adapun komunikasi yang efektif pada remaja, seorang bidan harus memperhatikan : (1) kenyamanan remaja dan menerima informasi; (2) cara pandang remaja dalam menyikapi pesan yang disampaikan; (3) memfokuskan persoalan yang akan disampaikan; (4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti; (5) menjalin sikap terbuka dan menumbuhkan kepercayaan; (6) menjalin keakraban pada remaja.
2.3  Komunikasi Pada Calon Ibu
Asuhan yang diberikan pada calon pengantin atau calon ibu membantu pemahaman diri untuk menjadi orangtua, baik sebagai ayah maupun sebagai ibu. Perubahan status kehidupan sesuai dengan perkembangan terjadi secara alami. Komunikasi terapeutik pada calon ibu perlu memperhatikan dan mempelajari kondisi psikologis wanita. Bidan dapat melakukan komunikasi terapeutik pada calon ibu dengan menitikberatkan pada : (a) memberikan penjelasan tentang fisiologis menstruasi; (b) memberikan bimbingan tentang perawatan diri sehubungan dengn peristiwa menstruasi; (c) memberi bimbingan praperkawinan; (d) pendidikan kesehatan calon ibu; (e) memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap penyesuaian fisik dan emosi serta peran yang terjadi.
2.4. Komunikasi pada Ibu Hamil
       Kehamilan memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis bagi ibu hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual, tidak nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis yang menyertai ibu hamil diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan bergairah dengan kehamilannya dan sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :
(a) Mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil
(b) Dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan
(c) Membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya.
2.5 Komunikasi Pada Ibu Bersalin
Proses persalinan merupakan hal yang fisologis yang dialami oleh setiap wanita dan setiap individu berbeda-beda. Perubahan fisiologis pada ibu bersalin diantarannya: terjadi kontrasi uterus, otot-otot panggul dan jalan lahir mengalami pemekaran , dsb. Sedangkan perubahan psikologis yang sering terjadi pada ibu bersalin adalah rasa cemas pada kondisi bayinya  saat lahir, kesakitan saat kontraksi dan nyeri, ketakutan saat melihat darah.
Pelaksanaan komunikasi pada saat ini, tidak hanya ditujukan pada ibu yang akan melahirkan, tetapi juga pada pendamping ibu. Dalam hal ini, dapat suami atau keluarga yang lainnya. Komunikasi ini ditujukan untuk memberikan dukungan/motivasi moral untuk ibu maupun keluarga. Komuikasi ibu bersalin diokuskan pada teknik  saat bersalin dengan menerapkan asuhan saying ibu, penyampaian pesan diberikan secara jelas dan memberikan rasa nyaman.
2.6 Komunikasi Pada Ibu Nifas
Nifas adalah masa dimana seorang ibu telah melewati persalinan selang dua jam setelahnya. Ibu setelah melahirkan akan mengalami beberapa fase yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi: proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya lochea, dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis meliputi: perasaan bangga setelah melewati roses persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan, kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dan sebagainya)
2.7 Komunikasi Pada Ibu Menyusui
Perubahan fisiologis pada ibu menyusui diantaranya: pebesaran kelenjar susu karena hormone, pengeluaran ASI. Perubahan psikologis ibu menyusi meliputi: kecemasan ibu dalam ketidaksanggupan dalam perawatan bayi, pemberian ASI tidak maksimal, ketakutan dalam hal body image, cemas akan kondisi bayinya. Komunikasi bidan pada ibu menyusui sangat diperlukan ibu untuk pemberian motivasi dengan peranan ibu dalam kesuksesan pemberian dan perawatan bayinya.
2.8 Komunikasi Pada Klien KB
Klien ini adalah seorang pasien atau klien yang menggunakan alat kontrasepsi (KB Tidak semua aseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga yang megalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing, BB bertambah, timbul flek-flek diwajah, gangguan menstruasi, keputihan, dan lain-lain.
Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau ketakutan dalam keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi. Dalam memberikan asuhan khususnya bagi calon  klien baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Kata kunci tersebut memiliki arti yaitu :
SA  :  berikan SALAM pada klien secara terbuka dan sopan
T     :  TANYAKAN pada klien informasi tentang dirinya
U    :  URAIKAN pada klien tentang pilihannya
TU  :  BANTULAH klien dalam menentukan pilihannya
J      : JELASKAN secara lengkap bagaimana menggunakan alat kontrasepsi pilihannya
U    :  perlunya dilakukan kunjungan ULANG

2.9 Komunikasi Pada Wanita Menopause dan Klimakterium
Klimakterium dan menopause merupakan masa dimana seorang wanita sudah tidak mengalami menstruasi sehingga tidak terjadi kehamilan. Kadang-kadang muncul gangguan-gangguan yang menyertai akibat menurunnya hormon estrogen dan progesteron, seperti haid tidak teratur, keringat dingin, rasa panas di wajah dan lain-lain.
Pelaksanaan komunikasi pada menopause dan klimakterium ini adalah (a) pemberian penjelasan tentang pengertian, tanda menopause; (b) deteksi ini terjadi terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini; (c) pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi; (d) membantu klien dalam pengambilan keputusan; (e) pemakaian alat bantu dalam pemberian KIE; (f) melakukan komuniaksi dengan pendekatan biologis, psikologis dan sosial budaya.
2.10 Komunikasi pada Wanitadengan Gangguan Sistem Reproduksi
Wanita dengan gangguan system reproduksi akan mengalami gangguan atau perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Perubahan fsiologis yang terjadi seperti keputihan, gangguan haid, penyakit menular seksual, dan lain-lain. Sedangkan perubahan yang bersifat psikologis diantaranya ibu cemas, takut akan masalah-masalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima  kenyataan.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita gangguan system reproduksi adalah penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi dini terhadap kelainan sehubungan dengan gangguan reproduksi, pemberian informasi tentang layanan kesehatan, membantu dala pengambilan keputusan dan pemberian keputusan dan pemberian support mental.




3.         PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan pada kliennya, yaitu pada bayi, remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, ibu ber-KB, ibu menopause, dan wanita dengan gangguan reproduksi.

3.2 Saran :
Kita sebagai seorang bidan harus bisa melakukan komunikasi kepada klien dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Amanah