Posts

Showing posts from May, 2020

Memulai Sesuatu dari Tujuan Akhir

Dengan memulai sesuatu dari tujuan akhir, maka kita dapat terhindar dari menyia-nyiakan waktu untuk sesuatu dalam jangka panjang yang tidak bermanfaat *** Setiap pekerjaan yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari harus memiliki visi. Visi inilah yang memberi gambaran dan arahan tentang bagaimana tujuan akhir yang akan kita capai. Dengan adanya visi, kita akan bersemangat dan sekaligus fokus melakukan tindakan-tindakan bertahap yang diperlukan agar visi kita dapat terwujud. Tujuan hidup memiliki pengertian yang dapat diuraikan. Tujuan adalah sesuatu yang ingin di raih seseorang. Tujuan akhir untuk sukses berbeda setiap orang. Sebagai contoh, jika ingin pergi ke Kota Solo, tidak salah jika semua orang mengartikan sama, yaitu bahwa Solo adalah kota yang identik dengan kerajinan atau kebudayaannya. Tapi tujuan akhir atau keperluan setiap orang yang pergi ke Solo pasti berbeda-beda. Ada yang ingin bertemu keluarga, ada yang ingin bertamasya, ada yang hanya ingin tahu, ada

Tidak Tergantung pada Orang Lain

Image
Nasib tidak ada hubungannya dengan kesempatan, ia ditentukan oleh pilihan. Nasib bukan pula sesuatu yang harus ditunggu, namun sesuatu yang harus diraih [ William J. Bryan] *** Orang yang bergantung pada orang lain yaitu orang yang senantiasa tidak mampu mengandalkan dirinya sendiri dalam merencanakan atau membuat keputusan penting. Pada dasarnya setiap orang dapat meminta dan mempertimbangkan pendapat orang lain sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi mereka sendiri. Namun, pada kenyataannya orang yang bergantung selalu terikat dengan pendapat orang lain dan tidak mampu mengambil inisiatif untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya. Orang yang bergantung pada orang lain tidak mampu bekerja sendiri, mereka cenderung mengandalkan orang lain (keluarga atau teman) dalam memenuhi kebutuhan emosional dan kebutuhan hidupnya. Orang-orang yang mempunyai performa tinggi dan sukses mempunyai sifat dan kebiasaan untuk menerima tanggung jawab hidup  mereka, tidak bergan

Keadilan yang Mendapat Teguran

Ramadan belum usai. Dan Madinah sedang bersuka cita. Para sahabat pulang dari Badar membawa kemenangan gemilang. Musuh tunggang langgang dengan kekalahan besar. Ghanimah   berlimpah. Dan 70 orang menjadi tawanan kaum muslim. " Ya, Rasulullah! Sesungguhnya mereka itu masih kerabat kita dan juga kerabat engkau. Diantara mereka ada yang dari pihak ayah-ayah kita, mamak-mamak kita, anak-anak dari mamak-mamak kita, saudara-saudara kita dan paling jauh famili kita, " kata Abu Bakar. Rasulullah SAW meminta pendapat para sahabatnya, baik dari Muhajirin maupun Anshar, tentang nasib para tawanan. Sementara wahyu belum juga turun. Abu Bakar mendapat giliran pertama menjawab pertanyaan rasul. " Maka dari itu aku berpendapat bahwa mereka itu lebih baik engkau kasihi dan sayangi, sebagaimana Allah telah mengasihi dan menyayangi engkau, " lanjut Abu Bakar hati-hati. " Jadi lebih baik mereka kita merdekakan atau kita mintai tebusan dengan harta benda, yang akan be

Jerry dan Si Peluru

Image
Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukkan pikiran-pikiran, kata-kata dan gambaran-gambaran yang konstruktif bagi perkembangan pikiran kita. Orang yang produktif memiliki sikap berpikir positif. Selalu melihat arah masa depan dengan penuh semangat dan memiliki keyakinan keberhasilan pada akhirnya bisa dicapainya. Selalu berikhtiar untuk melihat segala sesuatu dari sisi yang positif dari beragam tantangan dalam hidup, apapun jenis tantangannya.  Sebagai contoh inspirasi yang dapat di ambil hikmahnya yaitu kisah seorang manajer restoran di Amerika bernama Jerry. Ia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang ia kerjakan, ia akan selalu menjawab, " Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar! " Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke rest

Hidup Tapi Mati

Image
Tragedi kehidupan bukanlah kematian, melainkan jika kita  membiarkan jiwa kita mati  padahal kita hidup *** Boleh dikatakan hampir setiap tahun Indonesia tidak luput ditimpa berbagai bencana. Datangnya bertubi-tubi melanda daerah-daerah di tanah air. Mulai dari banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya. Korban jiwa sudah tidak terbilang lagi jumlahnya. Belum lagi kerugian materiel dan sosial yang ditimbulkan. Ketika kita menyadari bahwa negara kita rawan bencana, bagaimana kemudian kita menyikapinya? Bila diselidiki apa yang menjadi penyebab bencana, paling tidak ada dua faktor utama. Pertama, murni dikarenakan faktor alam itu sendiri, seperti gunung meletus, gempa dan tsunami. Pada bagian ini manusia tidak dapat berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Secara natural, lempeng bumi akan mengalami pergeseran, ada aktivitas magma dalam perut bumi, dan peristiwa alam lain yang berujung pada terjadinya bencana alam. Dan yang kedua adalah faktor ulah

Ada Cinta di Balik Gua

Image
True love doesn't need words, true love can speak for itself Cinta sejati tak perlu dikatakan, karena cinta yang sebenar-benar cinta  bisa berbicara tentang dirinya sendiri [Jodie Lake] *** " Ada apa, wahai Abu Quhafah? " tanya Rasulullah heran. " Aku tidak mengerti akan perbuatanmu ini! " Lepas dari Makkah, kedua lelaki itu segera menyusur jalan menuju Yatsrib di Utara. Menuju tanah yang ditunjukkan Tuhan seperti Musa membelah Laut Merah yang dijanjikan di seberang lautan yang terbelah. Sesekali Abu Bakar berjalan di depan lelaki yang dicintainya itu. Sebentar kemudian putra Abu Quhafah itu pindah dibelakangnya. Sebentar kemudian, ia pindah di kanannya. Sebentar kemudian pindah pula di sisi kirinya. Demikian itu dilakukannya berulang-ulang. " Ya, Rasulullah! " jawab Abu Bakar. " Aku teringat akan pengintai, maka aku ada di depan engkau. Aku teringat akan para pencari, maka aku ada di belakang engkau. Sesekali aku di kanan en

Teladan Penting di Situasi Genting

Image
Hadiah yang tulus dari sahabat terdekat adalah bukti cinta yang suci dan bersih, tanpa pamrih. Tetapi, ketika hal demikian terjadi pada saat situasi yang kritikal, bisa berpotensi menjadi batu sandungan di kemudian hari *** Hari itu Sabtu, akhir bulan Shafar, tahun ke-13 setelah kenabian. Darun Nadwah hari itu begitu riuh. Seratus dedengkot kepala kabilah Arab di kota Makkah dan sekitarnya hadir berkumpul. Tak ada satu kabilah pun yang tak datang kecuali mengutus perwakilannya. Ini adalah majelis terbesar yang mewakili suara seluruh kabilah Arab. Karena bagaimana pun, tidak ada agenda pembicaraan hari itu kecuali mencari cara bagaimana membungkamkan lelaki Bani Hasyim itu untuk selama-lamanya. Pada saat yang sama, seorang lelaki berjalan terburu-buru ke arah sebuah rumah. Ia menutupi muka dan kepalanya dibawah terik matahari yang membakar. Ketika sampai di depan pintu, lantas dengan suara keras, ia memanggil-manggil sahabatnya itu.  " Wahai Abu Quhafah ,"

Bulat dan Bundar

Image
Pagi masih menyisakan gigit dingin. Bahkan matahari pun baru bangkit di ufuk timur. Sinarnya yang kemilau seperti panah-panah cahaya menusuk sehamparan tanah yang kering. Sekeliling Masjidil Haram sudah ramai orang. Mereka datang berduyun. Dalam waktu singkat. Abu Jahal telah menghubungi mereka dari pintu ke pintu. Massa pun berkerumun di hadapan lelaki itu. Abu Jahal segera memintanya menceritakan kembali apa yang sudah diceritakan kepadanya dengan penuh semangat. Karena, lelaki itu telah membawa sebuah cerita yang mustahil dan pantas ditertawakan orang banyak. " Aku semalam pergi ke luar negeri ," kata lelaki itu dengan tenangnya. " Aku pergi ke Baitul Maqdis ." " Pergi ke mana Muhammad ?" tanya mereka seperti tak percaya dengan telinga sendiri. " Semalam aku pergi ke Baitul Maqdis ," kata lelaki itu mengulang. " Semalam engkau pergi ke Baitul Maqdis dan pagi ini sudah berada disini di tengah-tengah kita ?" sergah merek

Cinta yang Tak Bertepi

Image
"Ya Allah, Kepada engkaulah aku mengadukan kelemahan, kekuatanku dan sedikitnya daya upayaku serta kehinaan bagi manusia. Ya Tuhan yang Maha Penyayang kepada orang-orang  yang berkasih sayang" Kabut pasir! Hujan batu kerikil! Juga caci-maki!. Anak-anak, hamba sahaya, pun para tetangga keluarga Amr bin Umair bin Auf ats-Tsaqafi berhamburan keluar rumah. Berbaris. Berjajar di sepanjang jalan dari rumah penguasa kota Thaif itu. Batu kerikil di tangan. Pasir berguguran dalam genggaman. Mulut-mulut berteriak penuh cacian. Mereka seperti berlomba melempar. Dua orang lelaki tak berdaya tertatih dibawah hujan batu, kerikil, dan pasir serupa terseret didalam badai gurun sahara yang ganas. Mereka melempar, mengarahkan batu-batu itu ke kaki Nabi Muhammad. Kedua kakinya luka menganga. Berdarah-darah. Lelaki yang agung itu bahkan sampai harus berjalan merangkak-rangkak menahan sakit. Zaid bin Haritsah yang menyertainya pun tak luput dari sasaran. Kepalanya luka pa

Memaafkan Melapangkan Masa Depan

Bukankah memaafkan adalah suatu hak bukan kewajiban? Hak dalam pengertian karena tersakiti, maka opsi moral untuk memaafkan atau menuntut balas sepenuhnya berada dalam genggaman "korban". Bahkan dengan pendekatan legalistik, "tidak memaafkan" seolah mendapat pengabsahan, sebab setiap kejahatan diancam dengan hukum penjara atau denda. Namun, dilihat dari perspektif agama terdapat dalam surat Ali-Imran ayat 134, Allah SWT menegaskan bahwa ciri orang yang bertakwa adalah : " Mereka yang selalu menafkahkan harta, pada saat senang ataupun susah, mereka yang selalu berusaha menahan kemarahan dan memaafkan orang lain ". Ayat tersebut menegaskan bahwa perbuatan memaafkan merupakan ibadah sebagai salah satu ciri orang-orang yang bertakwa. Sehingga sebagai seorang muslim yang berharap ridho Allah, perintah agama tersebut haruslah dijalankan. Allah SWT Maha Pemaaf terhadap hamba-hambanya yang berdosa. Lantas mengapa kita yang pasti luput dari salah dan dosa

Psychological Time

Gede Pratama dalam bukunya Jejak-jejak Makna mengutip pendapat Wayne W. Dayer yaitu There's Spiritual Solution to Every Problem dan Eckhart Tolle  tentang The Power of Now   yang menjelaskan bahwa masalah dan musibah terkait erat dengan bagaimana manusia memandang waktu yaitu Psychological Time . Waktu dalam bentuk clock time memang berjalan ke depan tanpa ada yang bisa mengeremnya. Namun,  psychological time maju mundur tergantung seberapa kuat pemikiran berkuasa dalam kehidupan seseorang. Siapa saja yang memikul terlalu banyak masalah dan musibah dalam hidupnya, umumnya memiliki pikiran yang melompat-lompat. Ketika melompat ke masa lalu, temannya bernama penyesalan, kenangan tak terlupakan, marah yang tidak termaafkan, dengki yang tidak terobati. Ketika melompat ke depan, sahabatnya bernama harapan, cita-cita, kekhawatiran, ketakutan, dan ketidakyakinan. Akhirnya hidup di masa kini jadi lenyap dan hilang seperti ditelan bumi. Dengan menggunakan penghampiran yang serupa, seja

Derajat yang Melampaui Malaikat

Manusia bukanlah malaikat yang luput dari silap dan khilaf. Manusia adalah makhluk yang dinamis, didalam dirinya bersemayam dua potensi yang acap kali tarik menarik. Potensi ilahiah (kebaikan) dan potensi syaitaniah (kejahatan). Ketika potensi syaitaniah mengungguli potensi ilahiah, maka disaat itulah kesalahan tercipta. Kesalan yang bisa jadi sadar atau tidak sadar membuat perasaan orang lain terluka. Entah karena penghinaan, penganiayaan atau haknya telah direnggut paksa. Sebaliknya, bagi orang teraniaya yang menjadi korban dari perbuatan itu, kemudian ternyata mampu memberikan maafnya, maka detik itulah sesungguhnya dimensi ilahiah yang ada dalam dirinya mengatasi dimensi syahitaniah. Menjadikannya manusia mulia, bahkan boleh dikatakan bahwa derajatnya melampaui malaikat. Kemuliaan itu kian menjulang, manakala orang yang disakiti memiliki kesempatan atau kekuasaan untuk melakukan pembalasan, tapi tetap memilih untuk memberikan maafnya. Itu semua karena perbuatan memaafkan t

Jebakan Waktu Luang

Image
Sering kita mendengar seseorang berucap, "Maaf, saya tidak punya waktu," saking sibuknya ia dengan semua kegiatan yang sudah terjadwal sehingga untuk meminta waktunya, meski sesaat saja, seperti tak tersisa. Waktu baginya sangatlah mahal. Tapi ada juga orang yang memiliki banyak waktu luang dan tidak tahu bagaimana memanfaatkan waktu itu. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk bersantai. Ketika ditunjukkan pekerjaan yang sebaiknya dilakukan, ia justru mengeluh karena bakal merepotkan dirinya saja. Waktu baginya sangatlah murah. Ada orang dengan waktu yang sedikit, mampu mengerjakan banyak hal secara produktif. Tapi ada orang yang terlihat memiliki banyak waktu luang, tak mampu berbuat dan menghasilkan apa-apa. Kondisi dua kutub yang berlawanan ini terjadi karena masing-masing memberikan persepsi yang berbeda atas waktu. Melihat waktu luang sebagai peluang emas yang harus segera diraih, atau kesempatan yang akan selalu berulang. Sebuah anekdot tent

Final - Bata yang Tersusun

Image
Succes And Happiness Ketika kita membicarakan tentang kesuksesan dan kebahagiaan, mungkin bagi sebagian orang seakan menyoal sesuatu yang utopis dan sulit dijangkau. Atau menganggap bahwa hanya sebagian orang yang mampu dan memiliki akses mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Padahal tidak sedemikian adanya. Siapa pun berhak mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Brian Mayne mengatakan, "kunci keberhasilan pribadi dan jalan menuju kebahagiaan sejati dan abadi adalah belajar mengembangkan kemampuan untuk mengatur dan mempertahankan pemikiran yang positif selarat dengan niatnya. Sehingga kita mampu mengembangkan keinginan sadar, daripada ketakutan bawah sadar kita." Jadi kunci utama mendapatkan jalan menuju kesuksesan dan kebahagiaan yang abadi dimulai dari pikiran yang dilandasi niat mulia. Dari pikiranlah kita membentuk sebuah desain tentang kesuksesan dan kebahagiaan. Jika yang didesain sebagai kesuksesan adalah upaya terbaik untuk melakukan apapun yang member