Talk Less Do More
"Tong kosong nyaring bunyinya"
Banyak bicara sedikit kerja
Ungkapan diatas adalah sebuah ungkapan yang sering kita dengar di masyarakat. Ketika seseorang hanya bicaranya saja yang ditonjolkan, tetapi tak ada karya yang dimunculkan. Entah itu karena kemalasan atau memang ia tidak memiliki kemampuan.
Ungkapan tersebut juga bisa kita jadikan motivasi sebagai cambuk untuk mengoreksi diri sendiri. Apakah selama ini diri ini banyak bicara atau lebih menonjolkan karya dengan kemampuan yang mumpuni?
Terkadang kita melihat kebiasaan banyak bicara sering kali menghinggapi sebagian manusia yang merasa kemampuannya tak mumpuni. Ingin dipandang berwawasan luas. Tetapi, jika ini dilakukan secara terus menerus tanpa ada tindakan dan karya nyata, maka tunggulah saat banyak yang mulai meragukan kemampuan orang tersebut.
Tak ada yang melarang untuk banyak bicara. Apalagi bicara yang bermanfaat bagi banyak orang. Bicara yang meneduhkan hati bagi yang mendengar.
Bicara yang mampu memberikan informasi baik yang ditunggu-tunggu banyak orang. Banyak bicara untuk kasus seperti ini malah dianjurkan. Namun, janganlah banyak bicara sehingga menyakitkan yang mendengar. Ditambah kinerja dan produktivitas yang melempam.
Jika kita belum bisa mengendalikan ucapan, maka lebih baik diam.
Dari kinerja dan karya lah orang akan tahu kemampuan kita. Karya adalah bukti nyata kemampuan manusia. Bukan seberapa banyak kita bicara, tetapi seberapa besar karya yang berhasil kita ciptakan.
Jika ada orang yang tidak suka dan meragukan kemampuan kita, jangan mudah marah dan gelisah. Buktikan saja dengan karya-karya kita yang mempesona. Orang akan yakin dengan bukti bukan dengan ucapan. Buktikan dengan karya-karya terbaik dan terhebat. So, talk less di more!
Berucaplah seperlunya
Berkarya lah setinggi-tingginya
~Semoga bermanfaat~
Reference: Kurniawan, Gigi. 2016. Produktif dengan Cinta, Dicintai Penduduk Langit dan Dirindukan Penduduk Bumi. Gramedia : Jakarta
Comments
Post a Comment