Makalah Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas


PERUBAHAN FISIOLOGIS IBU PADA MASA NIFAS

MAKALAH ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI

PSKB 3 REG A4
Dosen Pembimbing : Devina Anggraini, SST. M. Kes

bina husada logo.png






DISUSUN OLEH KELOMPOK  6


                             DEVITA INDRIYANTI S                    NPM  14.15401.13.02
                             RIMA MULYATI                                 NPM  14.15401.13.08
                             APRILITA                                            NPM  14.15401.13.10
                            INTAN SRI ASNIH                              NPM  14.15401.13.23
                            SEPTIANA                                            NPM  14.15401.13.29
                            YOSI OKTARIANTI                            NPM  14.15401.13.34
                            DESI OKTARIZA FRANSISKA         NPM  14.15401.13.41



PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015/ 2016







KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perubahan Fisologis Ibu Pada Masa Nifas”. Makalah ini disusun dalam rangka perkuliahan Askeb Nifas dan Menyusui PSKB 3 Reg A4.
      Dalam penyusunan makalah ini, telah banyak bantuan khususnya materi dari dosen mata kuliah Askeb Nifas dan Menyusi. Penulis memberikan ucapan terima kasih kepada Ibu Devina Anggraini dan Orang tua, serta teman-teman yang telah meluangkan waktunya untuk memberi saran dan dorongan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu sebagai  seorang  mahasiswa yang  masih  dalam  proses  pembelajaran,  penulisan makalah ini  masih  banyak  kekurangan.  Oleh  karena  itu,  penulis sangat  mengharapkan  adanya  kritik  dan  saran  yang  bersifat  positif,  guna  penulisan  makalah yang  lebih  baik  lagi  di  masa  yang  akan  datang.
Harapan  penulis,  semoga  makalah  yang  sederhana  ini,  dapat  memberi  motivasi tersendiri  bagi  pembaca  bahwa  pentingnya mengetahui perubahan fisiologis pada masa nifas.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Palembang,  Oktober 2015



                                                                                                                                Penyusun
                                                     





DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................... 1        
Daftar Isi ...................................................................................................................  2
1.  Pendahuluan
1.1  Latar Belakang............................................................................................... 3
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
1.3  Tujuan Masalah.............................................................................................. 3
2.  Pembahasan
2.1 Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
2.1 Fisiologis Sistem Endokrin............................................................................. 4
2.2  Fisiologi Sistem Integumen............................................................................ 5
2.3  Fisiologi Sistem Muskuluskoletal................................................................... 5
2.4 Fisiologi Sistem Reproduksi........................................................................... 6
2.5 Fisiologi Sistem Pencernaan............................................................................ 8
2.6  Fisiologi Sistem Perkemihan.......................................................................... 9
2.7 Fisiologi Sistem Sirkulasi Darah..................................................................... 9
2.8 Fisiologi Sistem Tanda-tanda Vital................................................................. 10
3.  Penutup
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 14
3.2 Saran............................................................................................................... 14
Daftar Pustaka



  

1. PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Department Of Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal.
Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992; glazener et  al. 1993, bick dan Mac Arthur,1995 a) dapat berlangsung dalam waktu lama (Mac Arthur et al.1991). Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan banyak pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pasca partum dalam jangka panjang dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya seperti obstetrik, anestesi, dan faktor sosial.

1.1  Rumusan Masalah
Perubahan fisiologis apa saja yang terjadi pada masa nifas ?

1.2  Tujuan
Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas.


2. PEMBAHASAN
2.1 Perubahan-Perubahan Fisiologi Pada Masa Nifas
2.1.1 Perubahan Fisiologi Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
Organ utama dari sistem endokrin adalah :
1.      Hipotalamus
2.      Kelenjar hipofise
3.      Kelenjar tiroid
4.      Kelenjar paratiroid
5.      Pulau-pulau pankreas
6.      Kelenjar adrenal
7.      Skrotum
8.      Indung telur
Sistem endokrin mempunyai 5 fungsi umum :
1.      Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif  janin yang sedang berkembang
2.      Menstimulasi urutan perkembangan
3.      Mengkoordinasi sistem reproduktif
4.      Memelihara lingkungan internal reproduktif
5.      Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
Hormon yang berperan dalam sistem endokrin sebagai berikut :
a.       Oksitosin, berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan.
b.      Prolaktin, berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi ASI.
c.       Estrogen,tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan volume darah.
d.      Progesteron, mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah yang sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.
e.       Hormon plasenta, akan menurun dengan cepat setelah persalinan.
f.       Hormon hipofisis dan fungsi ovarium.


2.1.2 Perubahan Fisiologi Sistem Integumen
       Sistem integumen adalah bagian sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat dan produksinya (keringat atau lendir).
Perubahan fisiologis sistem integumen pada masa nifas adalah :
1.      Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi pada kulit.
2.      Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun
3.      Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan berakhir.
4.      Hiperpigmentasi di aerola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir, pada beberapa wanita pigmentasi pada daerah tersebut akan menetap
5.      Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha dan panggul mungkinmemudar, tetapi tidsk hilang seluruhnya.
6.      Rambut halus yang tumbuh dengan lebatpada waktu hamil biasanya akan menghilang setelah wanita melahirkan, tetapi rambut kasar yang timbul sewaktu hamil biasanya menetap.

2.1.3 Perubahan Fisiologi Sistem Muskuluskeletal
       Adaptasi sistem muskuluskeletal mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim.
-          Dinding Perut Dan Peritoneum
·         Setelah persalinan, dinding perut longgar karena di regang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
·         Hari pertama abdomen menonjol masih seperti mengandung, 2 minggu menjadi rilek, 6 minggu kembali seperti sebelum hamil.
·         Kadang-kadang pada wanita terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdomis sehingga sebagian dari dinding perut di garis  tengah hanya terdiri dari peritoneum, vascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.
·         Bila kekuatan otot dinding perut tidak di capai kembali maka tidak ada kekuatan otot yang menyokong kehamilan berikutnya.
·         Pengembalian tonus otot dengan latihan fisik dan ambulasi dini, secara alami dengan menurunnya progesterone.
a.       Kulit Abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang dinamakan strie. Melalui latihan postnatal, otot-otot dari dinding abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu.
b.  Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu post partum memiliki tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan muskulus rectus abdominalis tersebut dapat di lihat dari pengkajian keadaan umum, aktivitas, paritas, jarak kehamilan yang dapat menentukan berapa lama tonus otot kembali normal.
c.  Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragmapelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur angsur menciut kembali seperti sedia kala.
d. Simpisis Pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang penyebab ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya di tandai oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat beergerak ditempat tidur atau saat berjalan.

2.1.4. Perubahan Fisiologi Sistem Reproduksi
a.Uterus
Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi adalah proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada tahap ketiga persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis.Pada saat ini,besar uterus kira-kira sama besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (kira-kira sebesar jeruk asam) dan beratnya kira-kira 100 gr.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1.    Iskemia Miometrium. Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus-menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relatif anemia dan menyebabkan serat otot atrofi.
2. Autolisis
            Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uterus.
3. Efek Oksitosin
Menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.

b. Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan,tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali, pada pemulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus.

c.Perubahan ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis,serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus,setelah janin lahir,berangsur-angsur menciut kembali seprti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendur mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.

d.Perubahan Serviks
Servik mengalami involusi bersama-sama uterus.Perubahan yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga seperti corong.

e.Lokia
Akibat involusi uteri,lapisan luar desidua yang mengelilingi  situs plasenta akan menjadi nekrotik.Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan percampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia.
Pengeluaran Lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya sebagai berikut:
1. Lokia Rubra/merah (kruenta)
Lokia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum sesuai dengan namanya,warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan chorion.
2. Lokia Sanguinolenta
Lokia ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma darah,pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari postpartum.
3. Lokia serosa
Lokia ini muncul pada hari ke 5-9 postpartum.Warnanya biasanya kekuningan atau kecoklatan.lebih sedikit darah dan lebih banyak serum,juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi plasenta.
4. Lokia Alba
Lokia ini muncul lebih dari hari ke 10 postpartum.Warnanya lebih pucat,putih kekuningan,serta lebih banyak mengandung leukosit,selaput lendir servik,dan serabut jaringan yang mati.
                       
f. Perubahan  pada vagina dan perineum
Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae.Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap pada ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah bayi lahir.

2.1.5. Perubahan Fisiologi Sistem pencernaan
       Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menyantap makananya dua jam setelah persalinan. Kalsium amat penting untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas, dimana masa ini terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium pada ibu, terutama pada bayi yang dikandungnya untuk proses pertumbuhan janin juga pada ibu dalam masa laktasi.
       Mual dan muntah terjadi akibat produksi saliva meningkat pada kehamilan trimester l, gejala ini terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung kurang lebih 10 minggu juga terjadi pada ibu nifas. Pada ibu nifas terutama yang partus lama dan terlantar mudah terjadi ileus paralitikus, yaitu adanya obstruksi usus akibat tidak adanya peristaltik usus. Penyebabnya adalah penekanan buah dada dalam kehamilan dan partus lama, sehingga membatasi gerak peristaltik usus, serta bisa juga terjadi karena pengaruh psikis takut BAB karena ada luka jahitan perenium.

2.1.6 Perubahan Fisiologi Sistem perkemihan
       Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat setelah melahirkan. Pemeriksaan sistokopik segera setelah melahirkan menunjukkan tidak saja edema dan hiperemia dinding kandung kemih, tetapi sering kali terdapat ekstravasasi darah pada submukosa.
       Kurang lebih 40 % wanita nifas mengalami proteinuria yang nonpatologis sejak pasca melahirkan sampai dua hari pospartum agar dapat dikendalikan. Oleh karena itu, contohnya spesimen diambil melalui kateterisasi agar tidak terkontaminasi dengan lokia yang nonpatologis. Hal ini dapat diwujudkan hanya bila tidak ada tanda dan gejala infeksi saluran kemih atau preeklampsia.
       Diuresis yang normal dimulai segera setelah bersalin sampai hari kelima setelah persalinan, jumlah urine yang keluar dapat melebihi 3000 ml per harinya, hal ini diperkirakan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan peningkatan cairan ekstraseluler yang merupakan bagian normal dari kehamilan, selain itu juga dapati adanya keringat yang banyak pada beberapa hari pertama setelah persalinan.
       Disamping itu, kandung kemih pada puerperium mempunyai kapasitas yang meningkat secara relatif. Oleh karena itu, distensi yang berlebihan, urine residual yang berlebihan dan pengosongan yang tidak sempurna, harus diwaspadai dengan seksama.

2.1.7 Sistem hematologi dan kardiovaskuler (sirkulasi darah)
       Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sampai sebanyak 15.000 selama masa persalinan. Leukosit akan tetap tinggi jumlahnya selama beberapa hari pertama masa pospartum. Jumlah sel-sel darah putih tersebut masih bisa naik lebih tinggi lagi hingga 25.000-30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama akan tetapi berbagai jenis kemungkinan infeksi harus dikesampingkan pada penemuan semacam itu.
       Jumlah hemoglobin dan hematrokrit serta eritrosit akan bervariasi pada awal-awal masa nifas sebagai akibat dari volume darah, volume plasma dan volume sel darah yang berubah-ubah sering dikatakan bahwa jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 % atau lebih tinggi dari pada saat memasuki persalinan awal maka klien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2 % tersebut kurang lebih sama dengan kekurangan 500 ml darah.
       Biasanya terdapat suatu penurunan kurang lebih 1.500 ml dalam jumlah darah keseluruhan selama kelahiran dan masa nifas. Rincian njumlah darah yang terbuang pada klien ini kira-kira 200-500 ml hilang selama masa persalinan 500-800 ml hilang selama minggu pertama postpartum dan terakhir 500 ml selama sisa masa nifas.

2.1.8. Perubahan Fisologi Sistem Tanda-tanda Vital
a. Suhu
24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5C - 38C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan,apabila dalam keadaan normal suhu badan  akan biasa lagi. Pada hari ketiga suhu badan akan naik lagi karena ada pembentukan ASI. Buah dada menjadi bengkak,berwarna merah karena banyaknya ASI bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium,mastitis,traktus urogenitalis atau system lain. Kita anggap nifas terganggu kalau ada demam lebih dari 38C pada 2 hari berturut-turut pada 10 hari yang pertama post partum,kecuali hari pertama dan suhu harus diambil sekurang-kurangnya 4X sehari.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan postpartum yang tertunda.
Sebagian wanita mungkin saja memiliki apa yang disebut bradikardi nifas (puerperal bradycardia) hal ini terjadi segera setelah kelahiran an biasa berlanjut sampai beberapa jam setelah kelahiran anak. Wanita semacam ini bisa memiliki angka denyut jantung serendah 40-50 detak permenit. Sudah banyak alas an-alasan yang diberikan sebagai kemungklinan penyebab,tetap belum satupun yang sudah terbukti. Bradycardia semacam itu bukanlah astu alamat  atau indikasi adanya penyakit,akan tetapi sebagai satu tanda keadaan kesehatan.
c.  Tekanan darah
         Biasanya tidak berubah,kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi postpartum.
d.  Pernapasan
         Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal,pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernapasan.

3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada masa nifas ini, terjadi perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, dimana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak faktor termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan oleh tenaga kesehatan, baik dokter, bidan maupun perawatan ikut membentuk respon ibu terhadap bayinya selama masa nifas ini. Perubahan yang terjadi sebagai berikut :
1.      Payudarah
2.      Uterus
3.      Vagina
4.      Perineum
5.      Sistem pencernaan
6.      Sistem perkemihan
7.      Sistem muskuluskeletal
     Perubahan-perubahan tersebut ada yang bersifat fisiologis dan patologis. Oleh karena itu, tenaga kesehatan terutama bidan harus memahami perubahan-perubahan tersebut agar dapat memberikan penjelasan dan intervensi yang tepat kepada pasien.
                                                                                            
3.2 saran
            Untuk memberikan asuhan yang menguntungkan terhadap ibu, bayi dan keluarganya, seorang bidan atau perawat harus memahami dan memiliki pengetahuan tentang perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis dalam masa nifas ini dengan baik.





DAFTAR PUSTAKA

Saleha, siti. asuhan kebidanan pada masa nifas. Salemba medika


Comments

Popular posts from this blog

Makalah Tentang Macam-macam Klien dalam Asuhan Kebidanan.

Menjaga Amanah