Analisis Jurnal Tentang Sholat Tahajud


ANALISIS JURNAL KEBIDANAN DALAM ISLAM
HUBUNGAN INTENSITAS SHOLAT TAHAJUD
DENGAN TEKANAN DARAH

  



  


 Disusun Oleh :
APRILITA
1810104277




PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018





BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Tekanan darah merupakan gambaran seberapa tinggi tekanan yang ada di
penampang pembuluh darah arteri seseorang. Tekanan darah secara definitif merupakan tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melalui setiap unit dinding vaskular. Tekanan sistolik adalah tekanan tertinggi dalam arteri akibat dorongan darah yang masuk kedalamnya berkaitan dengan kekuatan kontraksi otot jantung. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah selama periode relaksasi jantung (Diyono dan Musnidawati, 2018).
Adapun salah satu gangguan tekanan darah adalah hipertensi. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (Rahayu, 2013).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang perlu diwaspadai karena hipertensi menimbulkan angka morbiditas dan angka mortalitas yang tinggi. Hipertensi sebagai penyebab utama meningkatnya risiko penyakit stroke, jantung dan ginjal. Selain itu, hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur setelah stroke dan tuberculosis (Anisa, 2014).
Menurut WHO (World Health Organization) dan The International Society of
Hypertention
(ISH) saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya (Diyono dan Musnidawati, 2018).
Prevalensi hipertensi pada penderita perempuan lebih tinggi, yaitu 37%, sedangkan pria 28%. Prevalensi hipertensi di negara-negara maju cukup tinggi, yaitu mencapai 37%. Sementara di negara-negara berkembang 29,9% (Rahayu, 2013).
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu: Hipertensi primer atau essensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya. Hipertensi primer menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (Rahayu, 2013).
Upaya penanganan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi. Penangan hipertensi secara farmakologi telah banyak dilakukan seperti pemberian obat hipertensi seperti benson. Penelitian Purwati, Suryani, dan Supriyono
tahun 2012 merekomendasikan relaksasi Benson efektif sebagai pendamping pengobatan
farmakologis untuk membantu menurunkan tekanan darah (t-test, p=0.000). Adapun penanganan hipertensi secara non farmakologi yaitu pada penelitian Diyono dan Mawarni (2015) memberikan bukti empiris bahwa terapi musik secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (t-test, p=0.000) (Diyono dan Musnidawati, 2018).
Pada dasarnya hipertensi dapat dikontrol dengan terapi nonfarmakologi seperti modifikasi gaya hidup termasuk menurunkan obesitas, pengelolaan stress dan kecemasan melalui olahraga dan aktivitas yang dapat menciptakan keadaan rileks, serta mengurangi
asupan garam merupakan langkah awal yang harus dilakukan.
Salah satu penyebab hipertensi adalah karena stres. Islam mengajarkan
umatnya mengenai cara menghadapi stres. Islam memandang penting hubungan dengan Allah dalam segala aspek kehidupan manusia. Allah adalah satu-satunya dzat yang akan membawa ketenangan sejati dalam diri manusia (Azam dan Abidin, 2015).
Sebagaimana tercantum dalam QS Al-Ra’ad ayat 28 yang artinya
“(yaitu) oran-gorang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Berdasakan ayat diatas bahwa ketika mengingat Allah maka hati akan tentram. Islam mengajarkan bahwa untuk berkomunikasi dengan allah terdapat tiga tata cara yang
dapat dilakukan salah satunya adalah shalat. Salah satu shalat yang merupakan sunah rasullah SAW adalah shalat tahajud. Karena pada shalat tahajud memiliki ketenangan baik ketenangan jiwa dan fisik (Azam dan Abidin, 2015).
Shalat Tahajud dijalankan pada waktu yang sedikit berbeda dari waktu shalat pada umumnya, yaitu di malam hari setelah melakukan shalat isya serta tidur terlebih dahulu dan waktu yang dianjurkan adalah sepertiga malam terakhir. Sepertiga malam terakhir merupakan waktu di mana individu sedang tidur terlelap. Suasana tenang merupakan kelebihan khusus dari shalat tahajud. Shalat tahajud juga dinamakan shalat lail/shalat
malam, karena dilaksanakan pada waktu malam yang sama dengan waktu tidur (Diyono dan Musnidawati, 2018).
 Menurut penelitian Diyono dan Musnidawati (2018) bahwa ada hubungan melakukan sholat tahajud dengan penurunan tekanan darah terbukti dengan responden sebelum diberikan perlakukan tekanan darah dalam kategori hipertensi sedang adalah 60,7%, setelah melakukan sholat tahajud tekanan darah responden menjadi kategori ringan yaitu sebanyak 60,7%.


1.2 Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian tekanan darah.
2.      Untuk mengetahui pengertian hipertensi.
3.      Untuk mengetahui macam-macam hipertensi.
4.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi.
5.      Untuk mengetahui tanda gejala hipertensi.
6.      Untuk mengetahui cara mengatasi hipertensi.
7.      Untuk mengetahui pengertian sholat tahajud.
8.      Untuk mengetahui hukum sholat tahajud.
9.      Untuk mengetahui keutamaan sholat tahajud.
10.  Untuk mengetahui waktu melaksanakan sholat tahajud.
11.  Untuk mengetahui tatacara sholat tahajud.
12.  Untuk mengetahui kesulitan dalam melakukan tahajud dan solusinya
13.  Untuk mengetahui manfaat sholat tahajud bagi kesehatan




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian tekanan darah
Tekanan darah merupakan gambaran seberapa tinggi tekanan yang ada di
penampang pembuluh darah arteri seseorang. Tekanan darah secara definitif merupakan tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melalui setiap unit dinding vaskular. Tekanan sistolik adalah tekanan tertinggi dalam arteri akibat dorongan darah yang masuk kedalamnya berkaitan dengan kekuatan kontraksi otot jantung. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah selama periode relaksasi jantung (Diyono dan Musnidawati, 2018).
Tekanan darah tersebut dapat diukur dengan suatu alat yang kemudian dituliskan
dalam bentuk angka atau nilai sistolik dan diastolik. Sebagaimana fungsi tubuh yang lain tentunya tekanan darah juga dapat mengalami gangguan berupa tekanan darah lebih tinggi dari nilai normal yang sering dikenal dengan hipertensi (Diyono dan Musnidawati, 2018).

2.2 Pengertian Hipertensi
Menurut Aspiani (2014), hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi. Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.  Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg (Diyono dan Musnidawati, 2018).
Menurut Saputra dan Rahayu (2013), hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan serangan jantung dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk dunia. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut.

2.3 Macam-macam Hipertensi
Menurut Saputra dan Rahayu (2013), hipertensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
1.      Hipertensi primer atau essensial
Hipertensi primer menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain.
2.      Hipertensi sekunder
hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi menurut Saputra dan Rahayu (2013) pada penelitiannya tentang “Profil Penderita Hipertensi di RSUD Jombang” yaitu:
1)      Genetik.
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer (essensial). Tentunya faktor genetik ini juga dipenggaruhi faktor-faktor lingkungan, yang kemudian menyebabkan seorang menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium. Individu dengan orang tua yang hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
2)      Umur.
Insiden hipertensi meningkat seiring pertambahan umur. Semakin bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu refleks baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.
3)      Jenis Kelamin.
Prevalensi hipertensi pada penderita perempuan lebih tinggi, yaitu 37%, sedangkan pria 28%. Pada perempuan risiko hipertensi akan meningkat setelah masa menopouse yang mempengaruhi penurunan hormon estrogen yang menyebabkan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang rendah merupakan faktor penyebab dalam terjadinya proses aterosklerosis. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit
hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai
dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.
4)      Pendidikan
Menurut Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menerima informasi dan mengolahnya sebelum menjadi perilaku yang baik atau buruk sehingga berdampak terhadap
status kesehatannya. Pengetahuan individu mempengaruhi kesadaran terhadap perilaku pencegahan hipertensi, dengan kata lain makin tinggi pengetahuan individu mengenai penyebab hipertensi, faktor pemicu, tanda gejala, dan tekanan darah normal dan tidak normal maka individu akan cenderung menghindari hal hal yang dapat memicu terjadinya hipertensi, seperti perilaku merokok, minum kopi, dan
obesitas.
5)      Pekerjaan
Berdasarkan penelitian Saputra dan Rahayu di RSUD Jombang tahun 2013 penderita hipertensi berdasarkan  jenis pekerjaan terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 125 orang (37,1%). Hal ini berhubungan dengan faktor stress. Situasi stress seperti masalah pekerjaan, krisis keuangan, atau masalah keluarga dapat menaikkan tekanan darah.
6)    Obesitas (Kegemukan)
       Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat badan dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya normal.
7)    Psikososial dan stress
       Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahaan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag
8)    Merokok
       Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri
9)    Komsumsi garam berlebihan
       Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah

2.5 Tanda Gejala Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus).
Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing.
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma.

2.6 Cara Mengatasi Hipertensi
Adapun cara mengatasi hipertensi yaitu :
Ø  Mengatasi obesitas/ menurunkan kelebihan berat badan. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. obesitas harus dikendalikan dengan menurunkan berat.
Ø  Mengurangi asupan garam didalam tubuh. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dirasakan. Batasi sampai dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat memasak.
Ø  Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akan menurunkan tekanan darah
Ø  Melakukan olahraga teratur. Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah kebugaran dan memperbaiki metabolisme tubuh yang akhirnya mengontrol tekanan darah
Ø  Berhenti merokok. Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak jaringan endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses arterosklerosis dan peningkatan tekanan darah. Merokok juga dapat meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.

2.7 Pengertian Sholat Tahajud
Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari sesudah tidur, walaupun tidurnya hanya sebentar saja. Jadi, apabila shalat tersebut dikerjakan tanpa tidur sebelumnya, maka bukan dinamakan shalat tahajud (Wajana, 2018).
Ada dua pendapat ulama mengatakan bahwa sholat tahajud boleh dilakukan sebelum atau sesudah tidur.
Pertama, ada dua istilah umum untuk menyebut kegiatan ibadah di malam hari yaitu:
·         Qiyam Lail. Para ulama menegaskan, qiyam lail lebih umum dari pada tahajud. Karena qiyam lail mencakup semua kegiatan ibadah di malam hari, baik berupa shalat, membaca Al-Quran, belajar mengkaji ilmu agama, atau dzikir. Selama ketaatan itu dilakukan di malam hari, sehingga menyita waktu istirahatnya, bisa disebut qiyam lail. Baik dilakukan sebelum tidur maupun sesudah tidur.
“Makna Qiyam lail adalah seseorang sibuk melakukan ketaatan pada sebagian besar waktu malam. Ada yang mengatakan, boleh beberapa saat di waktu malam. Baik membaca Al-Quran, mendengar hadis, bertasbih, atau membaca shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”. (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, 34/117).
·            Tahajud. Sementara tahajud hanya khusus untuk ibadah berupa sholat. Sementara ibadah lainnya, selain shalat, tidak disebut tahajud.
Kedua, apakah harus tidur dulu? Ulama berbeda pendapat tentang syarat bisa disebut sholat tahajud, apakah harus tidur dulu ataukah tidak.
1.      Tahajud harus tidur dulu. Ini merupakan pendapat Ar-Rafi’i – ulama madzhab Syafii –. Dalam bukunya As-Syarhul Kabir, beliau menegaskan,
التَّهَجُّدُ يَقَعُ عَلَى الصَّلَاةِ بَعْدَ النَّوْمِ ، وَأَمَّا الصَّلَاةُ قَبْلَ النَّوْمِ ، فَلَا تُسَمَّى تَهَجُّدًا
Tahajud istilah untuk shalat yang dikerjakan setelah tidur. Sedangkan shalat yang dikerjakan sebelum tidur, tidak dinamakan tahajud.”
2.      Tahajud harus tidur dulu. Sholat tahajud adalah semua shalat sunah yang dikerjakan setelah isya, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur. (Hasyiyah Ad-Dasuqi, 7/313).
Karena tahajud memiliki arti mujanabatul hajud (menjauhi tempat tidur). Dan semua shalat malam bisa disebut tahajud jika dilakukan setelah bangun tidur atau di waktu banyak orang tidur.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sebarkanlah salam, berilah makanan, sambung silaturahmi, dan kerjakan shalat malam ketika manusia sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat. (HR. Ahmad, Ibn Majah, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth)”.
Abu Bakr Ibnul ‘Arabi mengatakan tentang makna tahajud ada 3 pendapat: pertama, tidur kemudian shalat lalu tidur lagi, kemudian shalat. Kedua, shalat setelah tidur. Ketiga, tahajud adalah shalat setelah isya. Beliau berkomentar tentang yang pertama, bahwa itu adalah pemahaman ulama tabi’in, yang menyandarkan pada ketarangan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur kemudian shalat, kemudian tidur, lalu shalat. Sedangkan pendapat paling kuat menurut Malikiyah adalah pendapat kedua. (Dinukil dari Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 14/86).
Shalat tahajud merupakan kehormatan bagi seorang muslim, sebab mendatangkan kesehatan, menghapus dosa-dosa yang dilakukan siang hari, menghindarkannya dari kesepian dialam kubur, mengharumkan bau tubuh, menjaminkan baginya kebutuhan hidup, dan juga menjadi hiasan surga (Khoiri, 2015). Sebagaimana fiman Allah SWT :
الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ  إِذًا لَأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ
نَصِيرًا عَلَيْنَا
 “Hendaklah Engkau gunakan sebagian waktu malam itu untuk Shalat Tahajjud, sebagaimana shalat sunnat untuk dirimu, mudah-mudahan Tuhan akan membangkitkan engkau dengan kedudukan yang terpuji” (Al-Isra’ : 75)

2.8 Hukum Sholat Tahajud
Hukum shalat tahajjud adalah sunnnah mu’akkadah atau sunnah yang di tekankan. Shalat sunnah ini telah tetap berdasarkan dalil dari Al-Qur-an, Sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan ijma’ kaum Muslimin.

2.9 Keutamaan Sholat Tahajud
Adapun keutamaan shalat tahajjud sangatlah besar,hal itu didasarkan beberapa hal berikut:
1)      Perhatian besar Nabi Shalallahu ‘alaihiwasallam terhadap tahajjud sehingga kedua kaki beliau bengkak.
Rasulullah SAW senantiasa bersungguh-sungguh dan berusaha keras untuk melakukan tahajjud seperti dalam suatu hadits dari Aisyah R.a.
Bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah melakukan qiyamullail sampai kedua kakinya bengkak.lalu aisyah bertanya mengapa engkau lakukan ini wahai Rasulullah,padahal Allah telah memberikan ampunan kepadamu atas dosa-dosamu yang telah berlalu maupun yang akan datang?’Belia menjawab’Apakah tidak boleh jika aku ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur ?’”(HR.Muttafaq alaihi)
Dari hadits diatas dapat dipahami bahwa Rasulullah  memberi perhatian yang amat besar kepada ibadah ini dan Nabi sangat bersemangat didalam melaksanakannya sehingga kaki beliau bengkak karena lamanya beliau shalat padahal Rasulullah telah dijamin oleh Allah untuk masuk surga. Maka bagaimana dengan kita yang tidak dijamin masuk surga seharusnya kita juga bersemangat sebagaimana semangat Nabi shallallahu alaihi wasallam.
2)        Shalat malam merupakan salah satu penyebab masuk surga
Banyak sekali amalan yang dapat menghantarkan orang untuk masuk surga dan salah satu cara yang paling mudah adalah shalat malam.
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah tali silaturrahmi, dan kerjakanlah shalat pada malam hari ketika orang-orang terlelap tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.”(HR. Ibnu Majah)
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa shalat tahajjud adalah salah satu amalan  yang dapat mengantarkan pelakunya menuju surga nan indah di akhirat kelak.
3)        Tahajjud merupakan salah satu penyebab ditinggikannya derajat di bilik-bilik surga
Tahajjud dapat menjadi penyebab ditinggikannya derajat seseorang di bilik-bilik surga. Hal ini disandarkan kepada hadits Abu malik al-asy’ari R.a berkata:
Sesungguhnya di surga itu terdapat bilik-bilik yang bagian luarnya bisa terlihat dari bagian dalamnya, dan bagian dalamnya bisa terlihat dari bagian luarnya, yang disiapkan oleh oleh Allah Ta’ala bagi orang-orang yang memberi makan, melembutkan ucapan, aktif mengerjakan puasa (sunnah), menyebarluaskan salam, serta mengerjakan shalat pada malam hari ketika orang-orang terlelap tidur.”(HR. Ahmad, Ibnu Hibban, At-tirmidzi)

4)        Orang-orang yang senantiasa melakukan tahajjud berharap mendapatkan rahmat Allah Ta’ala dan surga-Nya.
يَسْتَغْفِرُونَ هُمْ سْحَارِوَبِالْأَ    يَهْجَعُونَ مَا اللَّيْلِ مِنَ قَلِيلًا كَانُوا
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan diakhir–akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)” (QS.Az-Zariyat :17-18)
Orang yang malamnya dilalui dengan dzikir, shalat, dan memohon ampun kepada Allah disebabkan karena mereka ingin mengharap rahmat Allah Ta’ala. karena Allah memasukkan seseorang ke surga bukan karena amal baiknya tetapi dengan rahmat-Nya dan cara untuk meraih rahmat Allah adalah mengerjakan amalan yang dicintai-Nya dan menjauhi hal-hal yang diharamkan-Nya dan salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat diwaktu orang tertidur lelap dan Allah Ta’ala turun ke langit dunia untuk membagikan rezeki serta mengabulkan segala permohonan hamba-Nya.
5)      Allah Ta’ala tidak menyamakan mereka dengan orang yang tidak memiliki sifat seperti mereka
Hal ini berdasarkan firman AllahTa’ala dalam surat az-zumar yang artinya:
جُو وَيَرْ الْآخِرَةَ  يَحْذَرُ وَقَائِمًا سَاجِدًا اللَّيْلِ آنَاءَ قَانِتٌ هُوَ أَمَّنْ
 ۗيَعْلَمُونَ لَا وَالَّذِينَ يَعْلَمُونَ الَّذِينَييَسْتَوِهَلْقُلْ  ۗ رَبِّهِ رَحْمَةَ
الْأَلْبَابِولُوأُيَتَذَكَّرُ إِنَّمَا
“Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yangberakallah yang dapat menerima pelajaran” (QS: Az-Zumar Ayat: 9)
6)      Tahajjud dapat menghapuskan berbagai keburukan dan mencegah perbuatan dosa
Membiasakan shalat tahajjud dengan ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah Ta’ala dengan izin Allah Ta’ala dapat menghapus berbagai keburukan dan mencegah perbuatan dosa. Hal tersebut didasarkan pada hadits Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam  beliau bersabda:
Hendaklah kalian membiasakan qiyamul lail sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian dan juga sebagai sarana pendekatan kepada Rabb kalian,sekaligus penghapus dosa dan pencegah perbuatan dosa (HR. At-tirmidzi,Al-hakim,dan Al-baihaqi)
7)      Tahajjud merupakan shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu.
Tahajjud merupakan shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu berdasarkan hadits:Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau  menjawab: “Sholat yang paling utama  setelah sholat fardhu adalah sholat (sunnah) di tengah malam (sholat Tahajjud)”.(Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim)
8)         Tahajjud menjadikan pelakunya terhormat
Tahajjud dapat menyebabkan pelakunya terhormatdan Ini disebabkan karena keagungan melaksanakan shalat tahajjud, hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdulah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma dia bercerita:
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:’Hanya dua hal yang patut diirikan,yaitu:seseorang yang diberikan menghafal al-qur’an oleh Allah kemudian dia membacanya ditengah malam dan siang hari,dan iri terhadap seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu dia menafkahkannya di tengah malam dan siang hari(HR.Muslim).
Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa iri hanya diperbolehkan terhadap dua hal dan salah satunya adalah orang yang menghafal al-quran dan dia senantiasa membacanya pada malam dan siang,dia membacanya pada shalat tahajjud,dan dia membaca al-quran untuk mendekatkan diri kepada Allah jika seseorang yang dekat dengan raja atau presiden saja dianggap muliamaka bagaimana dengan orang yang dekat dengan yang maha kuat lagi maha perkasa, yang menciptakan dan memiliki langit dan bumi beserta apa yang ada didalamnya sudah pasti dia adalah orang yang terhormat dan jauh lebih terhormat daripada orang yang dekat dan menjilat penguasa.



9)      Sepertiga malam  terakhir adalah waktu dikabulkannya doa.
Pada sepertiga malam terakhir Allah Ta’ala akan turun ke langit dunia dan akan mengabulkan setiap do'a yang dipanjatkan oleh hamba-Nya  sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"Allah turun kelangit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir.lalu Allah berfirman 'siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan,siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yamng meminta ampunan kepada-Ku niscaya Aku ampuni.'Demikianlah keadaannya setiap malam" (HR.Bukhari & Muslim)

2.10  Waktu Melaksanakan Sholat Tahajud
Sedang waktu Shalat Tahajjud dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut
1.      Sepertiga malam yang pertama dari sekitar pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB saat utama.
2.      Sepertiga malam yang kedua dari sekitar pukul 22.00 WIB hingga 01.00 WIB saat lebih utama.
3.      Sepertiga malam yang ketiga dari sekitar pukul 01.00 WIB hingga 04.00 WIB saat paling utama.

2.11 Tatacara Sholat Tahajud
Tata Cara Shalat Tahajud Berdasarkan Putusan Tarjih Muhammadiyah
Sebelum Memulai Shalat Tahajud, Diawali dengan Shalat Iftitah dua raka’at berdasarkan hadist rasulullah SAW :
Apabila seseorang di antaa kalain bangun malam,maka hendaklah memulai shalatnya dengan dua rakaat (shalat iftitah) yang ringan/singkat”. (HR. Muslim dari Abu Hurairah). 
Adapun Cara Melaksanakan Shalat iftitah sebagai berikut : 
a)      Sebelum membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama, membaca do'a iftitah
Cari
       Artinya : “Maha suci Allah, Dzat yang memiliki kerajaan, kekuasaan, kebesaran, dan keagungan.” 
b)    Hanya membaca Surat Al-Fatihah (tidak membaca surat lain) pada tiap rakaat. (Berdasarkan HR. Abu Daud dari Kuraib dari Ibnu 'Abbas). Adapun bacaan lainnya seperti, bacaan ruku’, i'tidal, sujud dan lainnya sama seperti shalat biasa. 
Shalat tahajud dilakukan dengan cara 4 raka’at salam. (HR. Bukhari Muslim dari ‘Aisyah ra.) atau 2,2,2,2,3 raka’at, atau 2,2,2,2,2,1  (HR.Jama’ah dari Ibnu Umar dan Muslim dari Ibnu Abbas).

2.12 Kesulitan Dalam Melakukan Tahajud Dan Solusinya
Ø  Kendala-Kendala Sulitnya Melakukan Sholat Tahajud
Adapun beberapa kendala yang dialami:
1.      Malas bangun untuk mengambil air wudhu karena dingin
2.      Susah bangun karna masih mengantuk
3.      Belum mengerti tata sholat tahajjud
4.      Takut bangun tengah malam
5.      Tidak terbiasa bangun malam
6.      Gak ada teman untuk bangun
7.      Waktu
8.      Ketiduran

Ø  Solusi Untuk Bangun Malam
Adapun beberapa solusi untuk bangun malam:
1.      Menghindari kemaksiatan
       Kemaksiatan dapat menyebabkan kekerasan hati dan menghalangi limpahan rahmat ilahi. Orang yang berbuat dosa tidak diberi pertolongan untuk bangun malam. Sebaliknya orang yang berbuat baik akan selalu diberikan kemudahan untuk bangun  malam.
2.     Menghindari kemewahan ditempat tidur
      Hafshah pernah ditanya tentang bagaimana tempat tidur Rasulullah SAW. Dia menjawab, “Berupa selimut kasar dari wol yang dilipat dua. Beliau tidur diatasnya. Ketika bangun pada suatu malam, aku berkata dalam hati, ‘sekiranya aku melipat empat kali, tentu alas ini akan menjadi lebih empuk.’ Oleh karena itu, aku melipatnya empat kali. Ketika subuh, beliau bertanya, “Mengapa kamu tidak menghamparkan alas tidur ku pada malam ini?’ Aku menjawab,’ Itu alas tidurmu. Aku melipatnya empat kali agar menjadi lebih empuk.
       Beliau bersabda,’ Tidak perlu melakukan itu karena hal itu akan mencegah ku dari sholat malam’”( HR Al-Tirmidzi dalam Al-Syama’il, h. 156).


3.   Menghindari pandangan dan pembicaraan yang tidak perlu
Agar mudah bangun malam, jagalah pandangan anda dari melihat sesuatu yang diharamkan, dan jaga pula lisan anda dari mengatakan sesuatu yang tidak diperlukan.Rasulullah SAW.”Termasuk kesempurnaan iman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna”(HR Al-Tirmidzi).
4.   Memakan makanan halal dan menghindari makanan haram
Abu Sai’d Al-Khudri r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda.”Barangsiapa makan makanan yang halal,bekerja menurut sunnah, dan tidak menyakiti orang lain, dia masuk surga”  (HR.Al-Tirmidzi 4/87)Dalam hal ini, orang yang menjaga makanannya dari keharaman akan dimudahkan oleh Allah untuk melakukan shalat malam sehingga meraih berbagai kenikmatan yang telah Allah janjikan.
5.  Tidak terlalu banyak makan
Sufyan Al-Tsauri berkata,”Hendaklah kalian mengurangi makan,niscaya kalian dapat shalat malam” (Tanbih Al-Mughtarrin. h. 35).Ringkasnya, hendaklah anda mengurangi makan dan berhenti makan sebelum kenyang. Insyaallah anda akan lebih bersemangat dalam shalat malam.
6.    Berdoa sebelum tidur agar terbebas dari belenggu setan
Menghindari belnggu setan ketika akan tidur dapat mempermudah anda bangun malam untuk melakukan shalat tahajud. Caranya sebagai berikut :
a.       Mengingat allah ketika masuk rumah dan memberi salam kepada penghuninya.
b.      Membaca Ayat Kursi dan doa-doa permohonan perlindungan sebelum tidur dan juga doa-doa untuk menghilangkan kesulitan tidur yang diajarkan Nabi Muhammad.
7.    Tidur tidak terlalu malam
Orang yang tidur lebih awal akan mendapatkan kecukupan tidur sehingga bisa memanfaatkan lebih banyak waktunya untuk beribadah di malam hari dan aktivitas bekerja setelah subuh. Dengan demikian, dia akan mendapatkan banyak faedahdalam urusan dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda, “Umatku di berkahi jika mereka tidur lebih awal”.

2.13 Manfaat Sholat Tahajud Bagi Kesehatan
Adapun manfaat shalat tahajud bagi kesehatan yaitu :
a)      Melancarkan aliran darah di tubuh
Sholat tahajud biasanya dilakukan pada pukul 03.00 pagi. Setiap muslim umumnya terbangun pada jam tersebut untuk mengerjakan sholat tahajud dan beribadah pada Sang Pencipta. Ibadah ini nyatanya tak hanya sekedar berbagi keluh kesah, namun memberikan udara segara bagi seluruh organ tubuh. Ketika itu, udara di atmosfer masih sangat segar dan dihirup oleh paru-paru. Tubuh kita pun menggerak-gerakkan seluruh otot yang membuat badan segar seketika dan seluruh aliran darah terasa lancar. Oksigen segar akan menghilang ketika matahari terbit dan kembali pada pagi berikutnya. Hanya orang-orang yang terbangun untuk melaksanakan sholat tahajudlah yang bisa merasakannya.
b)      Membesarkan rongga paru-paru
Manfaat gerakan sholat nyatanya memberikan efek positif bagi kesehatan manusia. Gerakan takbiratul ihram yang diikuti dengan bersedekap sebenarnya membuka rongga paru-paru lebih lebar. Hal tersebut diketahui mampu memperlancar aliran udara menuju paru-paru. Kerap kali kita merasakan paru-paru jauh lebih lapang daripada sebelumnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri sebagai salah satu olah napas yang sangat baik selain berolahraga.
c)      Menumbuhkan respon ketahanan tubuh (Imunologi)
Jika dilakukan secara kontinu sholat  menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi seseorang.
d)     Mengatasi stres
Sholat tahajud yang dilakukan ditengah malam, disaat kebanyakan manusia terlelap dalam tidurnya dan berbagai aktivitas hidup berhenti, serta suasana begitu
hening, sunyi dan tenang, sangat menunjang konsentrasi seseorang yang akan (ber-taqarrub) kepada allah sehingga dapat menurunkan ketegangan mental atau stres
psikologis.


BAB III
ANALISIS JURNAL

Analisis Jurnal
·         Judul                           : Hubungan Intensitas Sholat Tahajud dengan Tekanan Darah
·         Peneliti                        : Diyono dan Siyam Khotimah Musnidawati
·         Masalah utama            : Kejadian hipetensi
·         Pertanyaan peneliti      : Apakah ada hubungan sholat tahajud dengan tekanan
                                        Darah pasien hipertensi?    
·         Kajian pustaka             : Hipertensi dan tahajud
·         Tempat penelitian        : Karanganyar
·         Metode penelitian       :
Ø  Desain penelitian dengan Quasy Experimen dengan one group pre test post test design
Ø  Populasi penelitian adalah 35 pasien hipertensi, namun responden yang memenuhikriteria sampai akhir penelitian sebanyak 28 responden.
Ø  Teknik sampling menggunakan simple random sampling
Ø  Variabel independen dalam penelitian ini adalah sholat tahajud
Ø  Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan darah.
·         Hasil penelitian :
Hasil analisis
Ø Berdasarkan karakteristik jenis kelamin dan umur bahwa responden perempuan 60.7% lebih banyak dari pada laki-laki 39.3%. Mayoritas kategori umur 40-50 tahun dan 51-60 tahun dengan presentase 42.9%.
Ø Berdasarkan kategori pendidikan terakhir responden terbanyak adalah tingkat SD 78.6% dan paling sedikit SMA 3.6%
Ø Berdasarkan kategori pekerjaan terbanyak adalah sebagai buruh 46.4% dan paling sedikit ibu rumah tangga dan pedagang 3.6%
Ø Berdasarkan kategori pengobatan hipertensi secara teratur hanya 14.3% dan yang tidak berobat secara teratur 85.7%
Ø Berdasarkan kategori hipertensi pada awal pengukuran tekanan darah yang paling banyak adalah kategori sedang 60.7% sedangkan saat pengukuran akhir (post) yang terbanyak adalah kategori ringan yaitu 60.7%
Ø Berdasarkan pengaruh sholat tahajud bahwa nilai sistolik dan diastolik adalah 0.001 (<0.005) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan atau ada pengaruh sholat tahajud terhadap tekanan darah.
·    Kesimpulan
Ø  Persentase hipertensi yang paling banyak adalah kategori hipertensi sedang yaitu
mencapai 60.7%.
Ø  Mayoritas penderita hipertensi tidak melakukan pengobatan atau pengelolaan secara baik dan teratur yaitu 85.7%
Ø  Sholat tahajud berpengaruh secara signifikan sebagai terapi untuk menurunkan tekanan darah hasil t-test menunjukkan p=0.001 baik untuk sistolik maupun diastolik. Nilai ratarata tekanan darah sistolik setelah perlakuan 138.21 lebih rendah daripada sebelum perlakuan (162.85) juga memberikan bukti
bahwa sholat tahajud efektif menurunkan tekanan darah sistolik. Demikian juga untuk tekanan darah diastolik nilainya juga menunjukkan penurunan dari 95.71 turun menjadi 85.00.


BAB IV
REKOMENDASI


Stres psikologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi. Stres
psikologis secara neuro endokrin akan memberikan stimulasi sistem pada saraf simpatis sehingga merangsang hormon katekolamin. Peningkatan hormon ini akan
menyebabkan peningkatan kontraksi jantung sehingga heart rate akan meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah.
Terapi non-farmakologis harus diberikan kepada semua pasien hipertensi primer dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor risiko serta penyakit penyerta lainnya.
Ketidakpatuhan pasien terhadap modifikasi gaya hidup yaitu konsumsi alkohol, pengendalian berat badan, termasuk pengendalian stres dan kecemasan merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi resisten.
Berbagai cara untuk menciptakan keadaan rileks dengan terapi
relaksasi seperti meditasi, yoga atau hypnosis yang dapat mengontrol sistem saraf, sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Manejemen stress melalui teknik relaksasi dan biofeedback dapat menurunkan tekanan darah dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terapi komplementer (terapi musik, yoga, herbal) dan terapi relaksasi progresif dapat mengendalikan tekanan darah.
Sholat tahajud adalah sholat sunah di waktu malam hari. Selain bermanfaat secara ruhiyah ternyata sholat dapat memberikan manfaat secara jasadiyah. Dengan demikian, sholat tahajud yang dilakukan ditengah malam, disaat kebanyakan manusia terlelap dalam
tidurnya dan berbagai aktivitas hidup berhenti, serta suasana begitu hening, sunyi dan tenang, sangat menunjang konsentrasi seseorang yang akan (ber-taqarrub) kepada Allah sehingga dapat menurunkan ketegangan mental atau stres psikologis.




DAFTAR PUSTAKA


Diyono, Musnidawati. 2018. Hubungan Intensitas Sholat Tahajud Dengan Tekanan Darah. file:///C:/Users/user/Downloads/138-469-1-PB.pdf. Diakses 28 Oktober 2018

Jack. Okie. 2013. Shalat Tahajud Berdasarkan Tarjih Muhammadiyah. http://catatan-okie.blogspot.com/2013/09/shalat-tahajud-berdasarkan-tarjih.html. Diakses 28 Oktober 2018

Muchlisin. 2017. Tata cara, Niat, Doa dan Keutamaan Sholat Tahajud Lengkap. http://bersamadakwah.net/sholat-tahajud/. Diakses 28 Oktober 2018

Nuron, A.Z. 2017. Penerapan Shalat Tahajud Terhadap Penderita Stroke Di Klinik Rumah Sehat Avicenna, Desa Tempurejo Kecamatan Pesantren Kota Kediri. file:///C:/Users/user/Downloads/641-2007-1-PB.pdf. Diakses 28 Oktober 2018

Qaabidh, Ahmad. 2018. 27 Amalan Sunah Rasulah yang Mudah di Kerjakan. https://jubah.id/amalan-sunnah-rasulullah/.  Diakses 28 Oktober 2018

Saputra,B.R dan Rahayu. 2013. Profil Penderita Hipertensi di RSUD Jombang Periode Januari-Desember 2011. Volume 9 Nomor 2. Hlm 116-120

Uraifi. 2013. Hukum Shalat Malam, Tata Cara Melakukan Shalat Malam. https://almanhaj.or.id/3498-hukum-shalat-malam-tata-cara-melakukan-shalat-malam.html. Diakses 28 Oktober 2018. Diakses 28 Oktober 2018





Comments

Popular posts from this blog

Talk Less Do More

Makalah Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas