Mirisnya Sekolah di Waktu Pandemi

Bukan Anak yang Sekolah, Tapi Orangtua

Adanya Covid-19 yang memindahkan urusan pendidikan ke rumah, membuat keluarga tergagap-gagap beradaptasi. Kendala belajar bermunculan. Mulai dari kesulitan akses internet, beratnya biaya pengadaan pulsa kuota, sulitnya menjadi guru bagi anak-anak dan lain-lain.

Nyatanya, tak hanya orangtua, anak-anak pun merasa tak senang dengan belajar dari rumah. Hal ini dibuktikan melalui survei dari Forum Anak Nasional pada akhir Maret 2020 yang melibatkan ratusan anak di seluruh Indonesia. "Survei tersebut menemukan bahwa sebagian besar anak sepakat bahwa gerakan di rumah saja sangat penting dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Akan tetapi, hampir 60% anak merasa tidak terlalu senang saat harus menjalani proses belajar dari rumah. (Kompas.com, 04/05/2020).

Prinsip anak-anak senang bermain dan merasa senang ketika mereka diperbolehkan untuk belajar dari rumah, karena memiliki banyak waktu untuk bermain. Namun, ketika diberikan kesempatan belajar di rumah, anak-anak hanya senang di awal saja.

Seiring dengan tugas yang semakin banyak karena harus belajar di rumah, anak-anak merasa hal itu tidak sesuai dengan harapan mereka. Ditambah dengan fakta bahwa mereka tidak bisa lagi bermain di luar rumah.

Adapun gambar diatas, menjelaskan bahwa kondisi sekolah di waktu pandemi atau sekolah dari rumah membuat proses pembelajaran menjadi sangat mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan tugas dari sekolah selama belajar dirumah terus mengalir. Alhasil yang mengerjakan tugas tersebut bukanlah anak yang sekolah, melainkan orangtua. 

Mungkin ada sebagian anak yang mengerjakan tugas selama pandemi mengerjakan sendiri. Namun, sebagian besar orangtua yang sepenuhnya memikirkan tugas anaknya. Sedangkan anaknya hanya bermain bersama teman-teman atau yang lebih menyedihkan anaknya malah bermain tik-tok di gadget selama seharian penuh tanpa mengetahui tugas dari sekolahnya.

Jika semua pembelajaran disekolah dikerjakan oleh orangtua, maka anak-anak tidak memiliki semangat belajar dan pengetahuannya tidak bertambah. Orangtua terlalu khawatir anaknya tidak mampu mengerjakan tugasnya sendiri dan merasa takut jika anaknya tidak memiliki nilai yang bagus diantara teman-temannya, serta merasa kerepotan mengajari anaknya mengerjakan tugas menggunakan aplikasi sosial media yang mengharuskan dikirim kepada guru di sekolah dengan tepat waktu.

Karena selama ini, orangtua memberikan tugas untuk membimbing anak sepenuhnya kepada guru di sekolah untuk mengajari anaknya. Sehingga orangtua merasa kerepotan untuk menjadi guru di rumah. Akhirnya semua tugas anaknya dikerjakan sendiri oleh orangtua.

Seharusnya peran orang tua selama anak-anak belajar dirumah sangat penting. Orangtua harus memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengerjakan tugas-tugasnya sendiri. Ingat, orang tua hanya berperan untuk membimbing bukan mengerjakan tugas tersebut.

Adapun cara orangtua membimbing proses belajar dirumah yaitu dengan memantau belajar dan menjalin kedekatan antara orangtua dan anak. Sehingga dalam hal ini orangtua dapat mengetahui secara langsung bagaimana kepribadian anaknya. Komunikasi orangtua dan anak akan terjalin. Orangtua akan lebih memahami kondisi anak selama 24 jam, sehingga kedekatan antara anak dan orangtua lebih intens.

Selain itu, orangtua juga harus memberikan pendidikan karakter kepada anak-anaknya meskipun berada di rumah. Karena dirumah anak-anak bisa melakukan beragam aktivitas bersama orangtua. Pendidikan karakter selama dirumah yang diajarkan oleh orangtua akan lebih mudah diingat, dikerjakan serta dicontoh oleh anak-anak. Seperti mengajarkan doa-doa sehari-hari, melakukan sholat berjama'ah, serta mengajarkan rasa tanggung jawab kepada anak dengan cara mengerjakan tugasnya sendiri dan lain-lain.

Ingat, pendekatan orangtua terhadap anak selama pandemi ini sangat dibutuhkan, sehingga menghasilkan keeratan dan keharmonisan dalam keluarga. Berikan kepercayaan kepada anak untuk mengerjakan tugasnya secara mandiri. Salah pun tak mengapa, bukankah dari kesalahan, anak-anak akan lebih mengerti dan memahami sebuat proses pembelajaran. Bimbinglah anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mandiri dan cerdas. Jadilah orangtua yang bijak  dan guru terbaik untuk anak-anak.

Semoga bermanfaat~

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

Melakukan Sinergi