Sebab Nila Setitik

"...dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai."
[Q.s At-taubah (9) :25]

***
Mungkin kita pernah mendengar cerita tentang seseorang yang membocorkan dasar kapal ketika rasa hausnya tak segera terlampiaskan demi mendapatkan sedikit air. Tak ada air di dalam kapal itu yang bisa ia teguk untuk mengatasi rasa hausnya. Namun, tindakan pribadinya justru telah menenggelamkan tidak saja dirinya, melainkan seluruh isi kapal. 

Inilah jika gerak perjuangan sebuah kelompok (jama'ah) ternoda meski hanya dilakukan oleh segelintir orang anggota kelompok. Bukankah Nabi pernah bersabda, bahwa setiap muslimin ibaratnya adalah anggota tubuh? Sakit salah satu diantaranya, maka sakit pula seluruh tubuh. Apa yang dilakukan oleh salah seorang diantaranya berpengaruh pada seluruh komunitas itu.

Banyak peperangan kaum muslimin dengan musuhnya telah mengajarkan bahwa jumlah yang besar saja belum tentu menang. Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang begitu besar berlipat-lipat dengan izin dan pertolongan Allah SWT. Badar, Khandaq, Khaibar, Mu'tah. Dan pada perang Uhud kaum muslimin sebenarnya sudah pernah mendapatkan pelajaran, bagaimana ketika perintah dilanggar oleh hanya sebagian dari anggota pasukan dapat mencelakakan seluruh pasukan.

Itulah yang kemudian terjadi pada saat perang Hunain. Jumlah pasukan muslimin yang begitu besar dengan persenjataan dan perlengkapan yang lengkap telah membuat bangga dan sombong sebagian anggota pasukan. Sebagian anggota saja! Namun kebesaran pasukan itu seperti tak ada artinya ketika ternyata kocar-kacir oleh serangan musuh yang tidak disangka-sangka datangnya, sehingga mereka lari terbirit-birit meninggalakan medan peperangan.

Hanya karena izin Allah SWT dan kokohnya pendirian Nabi SAW sajalah yang dapat membalik situasi kacau saat itu sehingga bisa pulih kembali.

***

6 Syawal selepas penaklukan kota Mekkah yang gemilang. Abdullah bin Abi Hadrad al-Islami telah kembali tanpa secuil kulit pun yang terluka. Bagaimanapun penyusupannya seorang diri ke dalam pasukan kabilah Hawazin yang telah bersekutu dengan Tsaqif, Nashr, Jusyam, dan Bani Bakr sama sekali tak terendus. Ia kini bahkan membawa berita penting, sejumlah pasukan besar telah bersiap dengan pedang di tangan. Mereka bermaksud mengadakan perlawanan terhadap kaum muslimin. 

Dua puluh ribu orang dengan dua puluh ribu pedang! Di lembah Hunain, lebih dari sehari perjalanan dari Mekkah menuju Thaif.

Nabi SAW segera mempersiapkan pasukan perang. Terkumpullah tak kurang 10.000 personil dari Muhajirin dan Anshar 2.000 orang penduduk Mekkah yang baru saja masuk Islam. Bahkan kaum musyrikin Mekkah pun turut bergabung dalam pasukan Nabi sejumlah 80 orang, termasuk Shafwan bin Umayyah, dan Nabi telah meminjam 100 buah baju besi lengkap dengan persenjataannya.

Pasukan besar itu pun segera bertolak ke Hunain. Barisan berjalan kaki dan barisan pasukan berkuda tentara Islam bergerak serentak diiringi barisan beratusan unta yang membawa perbekalan makanan serta persenjataan lengkap. 

Tiap-tiap kabilah membawa benderanya masing-masing yang berkibar-kibar ditiup angin lembah pada pasir yang berbukit-bukit. Sementara setiap orang memegang pedang, busur  yang penuh dengan anak panah, ataupun tombak panjang bermata besi yang berkilat-kilat. 

Debu-debu beterbangan di setiap hentakan kaki-kaki mereka, membubung tinggi memenuhi langit, meninggalkan jejak yang panjang di belakang barisan.

Setiap wajah terlihat begitu bangga dan gembira. Bagaimanapun, baru sekali itu pasukan muslimin bergerak dalam jumlah yang begitu besar. Persenjataan lengkap. Persediaan makanan dan perlengkapan perang lebih dari cukup. Bahkan pada saat itu, mereka diiringi pula oleh kaum perempuan dari Mekkah yang baru saja masuk Islam. Kekuatan mereka kini hampir empat puluh kali lipat dibanding jumlah mereka ketika menghadapi musuh pertama kali di Badar!

Tercetuslah dari mulut sebagian anggota pasukan dalam perjalanan itu diantara debu-debu yang beterbangan. "Kita yakin, kemenangan pasti jatuh ke tangan kita. Pihak musuh tidak akan dapat mengalahkan kita."

***

Pagi menyingsing. Namun gelap masih membayang karena matahari belum juga muncul di ufuk timur. Hunain yang berbukit-bukit sudah di depan mata pasukan muslimin. 

Setelah beristirahat dalam semalam, Nabi SAW lalu memberangkatkan lebih dulu pasukan Khalid bin Walid dan kabilah Bani Sulaim. Nabi beserta sekalian Muhajirin dan Anshar berada di belakang mereka.

Kedua pasukan pelopor itu tak lama kemudian menuruni gurun Tihamah. Pedang-pedang masih teracung ke atas. Busur panah masih dalam kalungan di dada. Namun, belum genap kaki dilangkahkan menuruni gurun, seketika terdengar suara menggemuruh membelah udara yang dingin dan gelap. Beberapa anggota pasukan tiba-tiba sudah bertumbangan tanpa sadar dan tanpa sempat mengelak. Panah-panah tertancap di tubuh-tubuh mereka!

Teriakan histeris lantas menggema memenuhi gurun itu! Ribuan panah terus datang susul-menyusul dan seketika puluhan tubuh berjatuhan mencium tanah yang kering seperti pohon-pohon yang ditumbangkan dalam serentak. Pasukan kocar-kacir ditengah kepanikan dan ketakutan, juga kegelapan pagi. Mereka tak dapat melihat dimana lawan dan dari arah mana panah-panah itu diluncurkan. Bahkan karenanya, anggota pasukan muslimin saling memukul dengan kawan sendiri!

Mereka kemudian lari tunggang-langgang meninggalkan medan peperangan demi sepotong nyawa yang masih tersisa. Lari kegaris belakang dan melupakan rasa malu! Musuh pun turun dari bukit dan keluar dari gua-gua tersembunyi, mengejar pasukan besar yang bercerai-berai itu, dan menghujaninya dengan panah-panah maut. Jerit kematian pun datang susul-menyusul.

Nabi SAW lantas berseru dari atas bighal-Nya, "Wahai sekalian manusia, mau kemana kalian?" Pasukan yang kocar-kacir itu pun masih terus mundur menyelamatkan diri sendiri masing-masing. "Wahai sekalian manusia, mau kemana kalian?" sekali lagi Nabi berseru. "Marilah kalian datang kepadaku. Aku Rasulullah! Aku Muhammad bin Abdullah."

Teriakan Nabi itu seperti tertelan hiruk-pikik pasukan yang putus asa.  Lari tak terkendali. Telinga mereka seperti tuli, tak mendengar sedikit pun seruan Nabi. Bahkan karenanya, justru pasukan musuhlah yang kini mengarahkan serangannya pada diri lelaki yang mulia itu! Dan Nabi pun dalam bahaya.

***

Keadaan semakin genting dan sulit. Nabi tetap bergeming di atas bighal-Nya. Sementara Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Abu Sufyan bin Harb, Usamah bin Zaid, berikut segenap sahabatnya yang setia tetap berada di sekeliling Nabi dan melindunginya.

Atas permintaan Nabi, Abbas kemudian berseru, "Wahai orang-orang Anshar  yang pernah menjadi pelindung dan penolong Nabi!" Suara Abbas keras menggema memenuhi lembah itu. "Wahai orang-orang Muhajirin yang pernah bersumpah setia di bawah pohon!" Bersumpah di bawah pohon maksudnya ialah di bawah pohon Samurah dimana kaum muslimin pernah bersumpah setia membela Islam hingga titik darah penghabisan saat di Hudaibiyah sebelum Fathu Mekkah.

Suara teriakan itu mengatasi jerit kesakitan dan bahkan desingan panah-panah! "Sesungguhnya Muhammad masih hidup! Muhammad masih hidup!" Berulang kali Abbas meneriakkan kalimat-kalimat itu. Berulang kali suara itu menggema memenuhi bukit, menembus relung-relung hati yang putus asa. Berulang kali. Pada akhirnya, terdengarlah sambutan-sambutan itu di setiap tempat.

Labbaik! Labbaik! Labbaik!
Dan berkumpullah kembali pasukan yang telah cerai-berai itu disekitar Nabi yang tak pernah surut langkah sedikit pun dari tempatnya berpijak. Lalu mereka pun balik memukul mundur pasukan penyerang.

***

Perang Hunain mengajarkan bahwa meskipun pasukan berada dalam jumlah yang besar, namun jika didalam hati sedikit terselip sebuah kesombongan. Maka dengan sedikit kesombongan
 itulah yang akan menghancurkan semuanya.



Referensi Bedah Buku:
Bahtiar. 2008. Jejak-jejak Surga Sang Nabi. Jakarta : Lingkaran Pena.

Comments

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Talk Less Do More

Sombong!!