Psychological Time

Gede Pratama dalam bukunya Jejak-jejak Makna mengutip pendapat Wayne W. Dayer yaitu There's Spiritual Solution to Every Problem dan Eckhart Tolle  tentang The Power of Now  yang menjelaskan bahwa masalah dan musibah terkait erat dengan bagaimana manusia memandang waktu yaitu Psychological Time. Waktu dalam bentuk clock time memang berjalan ke depan tanpa ada yang bisa mengeremnya.

Namun, psychological time maju mundur tergantung seberapa kuat pemikiran berkuasa dalam kehidupan seseorang. Siapa saja yang memikul terlalu banyak masalah dan musibah dalam hidupnya, umumnya memiliki pikiran yang melompat-lompat. Ketika melompat ke masa lalu, temannya bernama penyesalan, kenangan tak terlupakan, marah yang tidak termaafkan, dengki yang tidak terobati. Ketika melompat ke depan, sahabatnya bernama harapan, cita-cita, kekhawatiran, ketakutan, dan ketidakyakinan. Akhirnya hidup di masa kini jadi lenyap dan hilang seperti ditelan bumi.

Dengan menggunakan penghampiran yang serupa, sejatinya ketidakmampuan kita untuk memaafkan lebih banyak disebabkan oleh pemanfaatan psychological time secara tidak arif. Kita sering kali berkunjung ke masa lampau, hanya melihat kesalahan atau keburukan orang lain dan mengeliminasi kebaikan yang pernah dilakukannya. Sehingga jika ditanyakan kesalahan apa yang orang lain pernah perbuat, dengan mudah kita menyodorkan daftar dosa-dosa orang tersebut. Akibatnya, terlalu banyak sakit hati yang dipikul, sampai harus tertatih-tatih dalam melanjutkan hidup. Akhirnya, kita terlanjur letih untuk membuka pintu maaf kita.

Forgive and Forget


Referensi Bedah Buku :
Wardana, Wahyu Kun. (2014). Zoom In, Zoom Out Your Views. Memaknai Peristiwa, Menebar Inspirasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Tentang Macam-macam Klien dalam Asuhan Kebidanan.

Menjaga Amanah